Subscribe via e-mail

Minggu, 12 Agustus 2012

PERJALANAN HIJRAH NABI MUHAMMAD SAW

PERJALANAN HIJRAH NABI MUHAMMAD SAW 
Oleh: Syahid43
Setelah mengalami tahun kesedihan, Rasulullah diperintah Allah untuk Hijrah menuju Madinah. Malam itu Rasulullah saw didatangi oleh malaikat Jibril as yang menyampaikan, “Wahai Rasulullah! Janganlah engkau tidur malam ini di atas tempat tidur engkau yang engkau telah biasa tidur diatasnya. Sesungguhnya Allah menyuruh engkau supaya berangkat hijrah ke Madinah.” Diyatakan pula oleh Jibril as bahwa untuk kawan seperjalanannya ialah sahabatnya Abu bakar Ash-Shiddiq ra.
(Sumber :Kelengkapan Tarikh NABI MUHAMMAD saw Jilid 1 K.H. Moenawar Chalil)
Sementara itu, para pemuka Quraisy sudah berniat akan membunuh beliau. Mereka telah mempersiapkan dua belas pemuda pilihan mereka dari tiap-tiap suku untuk membunuh Nabi saw. Ketika ke-duabelas pemuda sudah siap menunggu Beliau di depan pintu rumahnya, di dalam Rasulullah bersabda kepada keponakannya Ali bin Abi Thalib, ” Berbaringlah di tempat tidurku, dan gunakanlah selimut yang biasa kugunakan, Demi Allah, kau akan aman dari mereka.” maka Ali pun berbaring di tempat tidur Beliau. Kemudian Rasulullah keluar dari rumahnya dan mengambil segenggam pasir kemudian meniupnya ke arah udara. Lalu ia mengambil segenggam lagi dan menaburkannya di kepala para pemuda tersebut. Dengan kekuasaan Allah, para pemuda tersebut tidak dapat melihat beliau. Seperti yang Allah Ceritrakan dalam firmanNya Surat Yaasin Ayat 9
وَجَعَلْنَا مِن بَيْنِ أَيْدِيهِمْ سَدّاً وَمِنْ خَلْفِهِمْ سَدّاً فَأَغْشَيْنَاهُمْ

فَهُمْ لاَيُبْصِرُونَ

” Dan Kami adakan di hadapan mereka
dindingdan di belakang mereka dinding, dan
Kami tutup mereka sehingga mereka
tak dapat
melihat.”
(Yaasiin : 9)

Ketika duabelas pemuda tersebut sadar, ada seorang laki-laki yang datang melewati mereka dan bertanya, ”Apa yang kalian tunggu di depan rumah Muhammad?” mereka menjawab, ”Kami menunggunya keluar dari dalam rumah,” laki-laki tersebut kemudian berkata, ”Kalian tertipu, Muhammad baru saja lewat dihadapan kalian, ia dan sahabatnya sudah pergi meninggalkan Makkah sekarang.”
Setelah kejadian itu, para pemuka Quraisy mengamuk dan membuat sayembara. Yaitu, barangsiapa yang berhasil menangkap Rasulullah saw dan Abu Bakar, akan dihadiahi 100 ekor unta. Maka para penduduk Makkah dengan segera berbondong-bondong, mencari beliau dan sahabatnya.

Rasulullah saw meninggalkan rumah dan segera menuju rumah sahabatnya Abu Bakar r.a, pada tanggal 27 shafar tahun 14 dari Nubuwwah. Kemudian Beliau beserta sahabatnya segera meninggalkan Makkah dengan diam-diam. Mereka menuju ke sebuah bukit di belakang Makkah yang bernama Bukit Tsaur, disana terdapat sebuah gua yang bernam Gua Tsaur. Rasulullah saw dan Abu Bakar r.a tinggal dalam gua tersebut selama tiga malam. Selama itu mereka selalu ditemani oleh Abdullah bin Abu Bakar pada malam hari, pada siang hari Abdullah berbaur dengan para pemuda di Makkah untuk mendapatkan informasi tentang apa yang dilakukan oleh para pemuka Quraisy. Informasi tersebut diberitakan kepada Nabi saw dan Abu Bakar pada malam harinya. Rasul saw dan Abu Bakar mendapat susu dari Domba milik Abu Bakar, yang digembalakan oleh pembantunya di sekitar gua, yang juga berguna untuk menghapus jejak Abdullah pada siang harinya.

Setelah tiga hari berada di Gua Tsaur, Rasulullah saw dan Abu Bakar r.a melanjutkan perjalanan. Mereka mengupah seorang Musyrik bernama Abdullah bin Uraiqith untuk menjadi penunjuk jalan. Mereka bertiga beserta Amir bin Fuhairah berangkat menuju Madinah melalui jalur yang tidak biasa. Selama perjalanan mereka mengalami beberapa kali pertemuan dengan orang-orang sekitar. Suatu kali ketika Abu Bakar sedang dibonceng Rasulullah saw, ada seseorang yang mengenalinya, kemudian bertanya ”Siapa orang yang berada di depanmu itu?” Abu Bakar Menjawab, ” Ia adalah penunjuk jalanku.”.

Di suatu daerah di dekat Makkah, ada sekumpulan orang-orang yang didalamnya terdapatseorang bernama, Suraqah bin Malik. Kemudian seorang laki-laki datang dan berkata padanya bahwa ia melihat ada sekelompok orang di gurun yang menurutnya adalah Muhammad dan kawan-kawannya. Suraqah kemudian berkata, ”Bukan, mereka adalah Fulan bin Fulan yang pergi tanpa ingin dilihat.”. Setelah perkumpulan itu usai, Suraqah dengan segera pulang ke rumahnya dan menyuruh pembantunya untuk mempersiapkan seekor kuda di belakang bukit dan menuggunya. Setelah itu ia mempersiapkan persenjataan dan segera menemui pembantunya di belakang bukit. Ia lalu memacu kudanya dengan cepat sekali untuk mengejar Rasulullah saw. Ketika jarak mereka semakin dekat, tiba-tiba kaki depan kudanya terperosok dan ia terpental jauh. Ia segera bangkit dan mengejar kembali, tetapi kejadian yang sama terulang lagi, kudanya terperosok dan ia terpental jauh kembali. Ia mengulangnya untuk yang ketiga kalinya, tapi kejadian yang sama terulang lagi. Sampai akhirnya ia menyerah dan berkata pada Rasulullah saw yang tidak jauh lagi darinya. ”Sesungguhnya kaummu telah mempersiapkan hadiah besar untuk bisa menangkapmu,” Ia juga mengabarkan apa yang diakatakan penduduk Makkah tentang mereka, lalu Suraqah menawarkan harta kepada Beliau, tetapi Rasul hanya berkata, ”Rahasiakan perjalanan kami.” Suraqah kemudian meminta tulisan yang dapat menjadi jaminan untuknya. Rasulullah saw kemudian meminta Amir bin Fuhairah menulisnya di atas sebuah lembaran kulit.

Setelah itu, Nabi beserta rombongannya melanjutkan perjalanan. Mereka kemudian sampai pada sebuah tenda milik Ummu Ma’bad. Ia sedang duduk-duduk di serambi tendanya. Lalu Rasul bertanya kepada Ummu Ma’bad, ” Adakah yang dapat kau berikan kepada kami untuk menghilangkan rasa haus kami?” ia menjawab, ”Kami tidak memiliki apa-apa yang dapat diminum, sedang suamiku sedang pergi dan ini adalah paceklik, domba-domba kami sudah tidak mengeluarkan susu lagi.” lalu Rasul saw mendekati seekor domba betina yang kurus. Ia lalu berkata kepada Ummu Ma’bad, ”Bagaimana dengan domba ini?” ia menjawab, ” domba itu sudah tidak melahirkan anak lagi dan tidak mengeluarkan susu lagi.” Rasul saw bertanya lagi, ”Bolehkah aku memerahnya?” ia menjawab, ” Silahkan Saja.” kemudian Rasulullah saw memegang kelanjar susu Domba tersebut, sambil membaca asma Allah. Tak lama kemudian kelenjar susu domba tersebut membesar, lalu Rasul saw meminta Ummu Ma’bad untuk mengambilkan baskom, kemudian beliau memerah susu Domba tersebut sehingga penuh baskom tadi. Rasul saw memberikan susu tersebut untuk Ummu Ma’bad yang langsung diminumnya hingga kenyang. Lalu beliau memerah kembali domba tersebut hingga penuh kembali baskom tersebut, lalu Rasul saw memberikan susu tersebut kepada sahabat-sahabat seperjalanan hingga mereka kenyang, lalu Rasul saw memerah kembali susu tersebut hingga sepenuh baskom kembali, lalu beliau berikan kepada Ummu Ma’bad. Rasul saw dan sahabat-sahabatnya kembali melanjutkan perjalanan.

Di tengah perjalanan Rasulullah saw bertemu dengan Abu Buraidah, ia dan pasukannya memang sedang mencari-cari beliau untuk mendapatkan hadiah yang dijanjikan para pemuka Quraisy. Namun ketika ia sudah berhadapan dengan Rasulullah saw dan berbicara dengan beliau, seketika itu juga ia dan tujuh puluh pasukannya masuk Islam. Ia lalu merobek jubah putihnya dan diikat pada tombaknya untuk dijadikan bendera sebagai tanda bahwa seorang Nabi yang akan membawa kebenaran dan akan menyebarkan keadilan di seluruh penjuru bumi telah datang.

Rasulullah saw juga bertemu dengan Az-Zubair yang telah masuk Islam. Ia kemudian bercerita tentang penduduk Madinah ketika mendengar kedatangan Nabi saw, mereka semua keluar dari rumahnya dan menuju tanah lapang, menunggu Nabi saw dan rombongannya. Kemudian sampailah mereka di daerah Quba’ disana Rasul saw dan sahabat-sahabatnya menetap selama empat hari, disana mereka juga bertemu dengan Ali bin Abi Thalib yang menyusul mereka dan menginap bersama dengan Nabi saw. Di Quba’ Rasulullah saw dan sahabat-sahabatnya mendirikan sebuah Masjid yang dibangun dengan ketakwaan kepada Allah. Ini adalah Masjid pertama yang dibangun oleh Ummat Islam sejak kenabian. Di Masjid tersebut juga Nabi saw melakukan shalat Jum’at pertama kali dengan para sahabat.

Seusai Shalat Jum’at, Nabi saw dan sahabat-sahabatnya memasuki Madinah, maka uasailah perjalanan Hijarah beliau yang ditandai dengan sampainya Nabi saw di Kota penuh berkah yang nantinya menjadi tempat tinggal beliau dan para sahabat, kota dimana Nabi saw mendirikan tatanan kehidupan bermasyarakat dan bernegara pertama yang hanya berbasiskan Al-Qur’an dan As-Sunnah, kota yang penuh keberkahan dan kota tempat banyak permasalahan Ummat Islam terselesaikan....MADINAHAL-MUNAWWAROH,,,,.
(Sumber: Dari Berbagai Sumber)

0 komentar: