PERJALANAN HIJRAH NABI MUHAMMAD SAW
Oleh: Syahid43
Setelah
mengalami tahun kesedihan, Rasulullah diperintah Allah untuk Hijrah
menuju Madinah. Malam itu Rasulullah saw didatangi oleh malaikat Jibril
as yang menyampaikan, “Wahai Rasulullah! Janganlah engkau tidur malam ini di atas tempat
tidur engkau yang engkau telah biasa tidur diatasnya. Sesungguhnya
Allah menyuruh engkau supaya berangkat hijrah ke Madinah.” Diyatakan pula oleh Jibril as bahwa untuk kawan seperjalanannya ialah sahabatnya Abu bakar Ash-Shiddiq ra.
(Sumber :Kelengkapan Tarikh NABI MUHAMMAD saw Jilid 1 K.H. Moenawar Chalil)
Sementara itu, para pemuka Quraisy sudah berniat akan membunuh beliau. Mereka telah mempersiapkan dua belas pemuda pilihan mereka dari tiap-tiap suku untuk membunuh Nabi saw. Ketika
ke-duabelas pemuda sudah siap menunggu Beliau di depan pintu rumahnya,
di dalam Rasulullah bersabda kepada keponakannya Ali bin Abi Thalib, ”
Berbaringlah di tempat tidurku, dan gunakanlah selimut yang biasa
kugunakan, Demi Allah, kau akan aman dari mereka.” maka Ali pun
berbaring di tempat tidur Beliau. Kemudian Rasulullah keluar dari
rumahnya dan mengambil segenggam pasir kemudian meniupnya ke arah udara.
Lalu ia mengambil segenggam lagi dan menaburkannya di kepala para
pemuda tersebut. Dengan kekuasaan Allah, para pemuda tersebut tidak
dapat melihat beliau. Seperti yang Allah Ceritrakan dalam firmanNya
Surat Yaasin Ayat 9
وَجَعَلْنَا مِن بَيْنِ أَيْدِيهِمْ سَدّاً وَمِنْ خَلْفِهِمْ سَدّاً فَأَغْشَيْنَاهُمْ
فَهُمْ لاَيُبْصِرُونَ
” Dan Kami adakan di hadapan mereka
dindingdan di belakang mereka dinding, dan
Kami tutup mereka sehingga mereka
tak dapat
melihat.”
(Yaasiin : 9)
Ketika
duabelas pemuda tersebut sadar, ada seorang laki-laki yang datang
melewati mereka dan bertanya, ”Apa yang kalian tunggu di depan rumah
Muhammad?” mereka menjawab, ”Kami menunggunya keluar dari dalam rumah,”
laki-laki tersebut kemudian berkata, ”Kalian tertipu, Muhammad baru saja
lewat dihadapan kalian, ia dan sahabatnya sudah pergi meninggalkan
Makkah sekarang.”
Setelah
kejadian itu, para pemuka Quraisy mengamuk dan membuat sayembara.
Yaitu, barangsiapa yang berhasil menangkap Rasulullah saw dan Abu Bakar,
akan dihadiahi 100 ekor unta. Maka para penduduk Makkah dengan segera
berbondong-bondong, mencari beliau dan sahabatnya.
Rasulullah
saw meninggalkan rumah dan segera menuju rumah sahabatnya Abu Bakar
r.a, pada tanggal 27 shafar tahun 14 dari Nubuwwah. Kemudian Beliau
beserta sahabatnya segera meninggalkan Makkah dengan diam-diam. Mereka
menuju ke sebuah bukit di belakang Makkah yang bernama Bukit Tsaur,
disana terdapat sebuah gua yang bernam Gua Tsaur. Rasulullah saw dan Abu
Bakar r.a tinggal dalam gua tersebut selama tiga malam. Selama itu
mereka selalu ditemani oleh Abdullah bin Abu Bakar pada malam hari, pada
siang hari Abdullah berbaur dengan para pemuda di Makkah untuk
mendapatkan informasi tentang apa yang dilakukan oleh para pemuka
Quraisy. Informasi tersebut diberitakan kepada Nabi saw dan Abu Bakar
pada malam harinya. Rasul saw dan Abu Bakar mendapat susu dari Domba
milik Abu Bakar, yang digembalakan oleh pembantunya di sekitar gua, yang
juga berguna untuk menghapus jejak Abdullah pada siang harinya.
Setelah
tiga hari berada di Gua Tsaur, Rasulullah saw dan Abu Bakar r.a
melanjutkan perjalanan. Mereka mengupah seorang Musyrik bernama Abdullah
bin Uraiqith untuk menjadi penunjuk jalan. Mereka bertiga beserta Amir
bin Fuhairah berangkat menuju Madinah melalui jalur yang tidak biasa.
Selama perjalanan mereka mengalami beberapa kali pertemuan dengan
orang-orang sekitar. Suatu kali ketika Abu Bakar sedang dibonceng
Rasulullah saw, ada seseorang yang mengenalinya, kemudian bertanya
”Siapa orang yang berada di depanmu itu?” Abu Bakar Menjawab, ” Ia
adalah penunjuk jalanku.”.
Di
suatu daerah di dekat Makkah, ada sekumpulan orang-orang yang
didalamnya terdapatseorang bernama, Suraqah bin Malik. Kemudian seorang
laki-laki datang dan berkata padanya bahwa ia melihat ada sekelompok
orang di gurun yang menurutnya adalah Muhammad dan kawan-kawannya.
Suraqah kemudian berkata, ”Bukan, mereka adalah Fulan bin Fulan yang
pergi tanpa ingin dilihat.”. Setelah perkumpulan itu usai, Suraqah
dengan segera pulang ke rumahnya dan menyuruh pembantunya untuk
mempersiapkan seekor kuda di belakang bukit dan menuggunya. Setelah itu
ia mempersiapkan persenjataan dan segera menemui pembantunya di belakang
bukit. Ia lalu memacu kudanya dengan cepat sekali untuk mengejar
Rasulullah saw. Ketika jarak mereka semakin dekat, tiba-tiba kaki depan
kudanya terperosok dan ia terpental jauh. Ia segera bangkit dan mengejar
kembali, tetapi kejadian yang sama terulang lagi, kudanya terperosok
dan ia terpental jauh kembali. Ia mengulangnya untuk yang ketiga
kalinya, tapi kejadian yang sama terulang lagi. Sampai akhirnya ia
menyerah dan berkata pada Rasulullah saw yang tidak jauh lagi darinya.
”Sesungguhnya kaummu telah mempersiapkan hadiah besar untuk bisa
menangkapmu,” Ia juga mengabarkan apa yang diakatakan penduduk Makkah
tentang mereka, lalu Suraqah menawarkan harta kepada Beliau, tetapi
Rasul hanya berkata, ”Rahasiakan perjalanan kami.” Suraqah kemudian
meminta tulisan yang dapat menjadi jaminan untuknya. Rasulullah saw
kemudian meminta Amir bin Fuhairah menulisnya di atas sebuah lembaran
kulit.
Setelah
itu, Nabi beserta rombongannya melanjutkan perjalanan. Mereka kemudian
sampai pada sebuah tenda milik Ummu Ma’bad. Ia sedang duduk-duduk di
serambi tendanya. Lalu Rasul bertanya kepada Ummu Ma’bad, ” Adakah yang
dapat kau berikan kepada kami untuk menghilangkan rasa haus kami?” ia
menjawab, ”Kami tidak memiliki apa-apa yang dapat diminum, sedang
suamiku sedang pergi dan ini adalah paceklik, domba-domba kami sudah
tidak mengeluarkan susu lagi.” lalu Rasul saw mendekati seekor domba
betina yang kurus. Ia lalu berkata kepada Ummu Ma’bad, ”Bagaimana dengan
domba ini?” ia menjawab, ” domba itu sudah tidak melahirkan anak lagi
dan tidak mengeluarkan susu lagi.” Rasul saw bertanya lagi, ”Bolehkah
aku memerahnya?” ia menjawab, ”
Silahkan Saja.” kemudian Rasulullah saw memegang kelanjar susu Domba
tersebut, sambil membaca asma Allah. Tak lama kemudian kelenjar susu
domba tersebut membesar, lalu Rasul saw meminta Ummu Ma’bad untuk
mengambilkan baskom, kemudian beliau memerah susu Domba tersebut
sehingga penuh baskom tadi. Rasul saw memberikan susu tersebut untuk
Ummu Ma’bad yang langsung diminumnya hingga kenyang. Lalu beliau memerah
kembali domba tersebut hingga penuh kembali baskom tersebut, lalu Rasul
saw memberikan susu tersebut kepada sahabat-sahabat seperjalanan hingga
mereka kenyang, lalu Rasul saw memerah kembali susu tersebut hingga
sepenuh baskom kembali, lalu beliau berikan kepada Ummu Ma’bad. Rasul
saw dan sahabat-sahabatnya kembali melanjutkan perjalanan.
Di
tengah perjalanan Rasulullah saw bertemu dengan Abu Buraidah, ia dan
pasukannya memang sedang mencari-cari beliau untuk mendapatkan hadiah
yang dijanjikan para pemuka Quraisy. Namun ketika ia sudah berhadapan
dengan Rasulullah saw dan berbicara dengan beliau, seketika itu juga ia
dan tujuh puluh pasukannya masuk Islam. Ia lalu merobek jubah putihnya
dan diikat pada tombaknya untuk dijadikan bendera sebagai tanda bahwa
seorang Nabi yang akan membawa kebenaran dan akan menyebarkan keadilan
di seluruh penjuru bumi telah datang.
Rasulullah saw juga bertemu dengan Az-Zubair yang telah masuk Islam. Ia kemudian bercerita tentang penduduk Madinah ketika mendengar
kedatangan Nabi saw, mereka semua keluar dari rumahnya dan menuju tanah
lapang, menunggu Nabi saw dan rombongannya. Kemudian sampailah mereka
di daerah Quba’ disana Rasul saw dan sahabat-sahabatnya menetap selama
empat hari, disana mereka juga bertemu dengan Ali bin Abi Thalib yang
menyusul mereka dan menginap bersama dengan Nabi saw. Di Quba’
Rasulullah saw dan sahabat-sahabatnya mendirikan sebuah Masjid yang
dibangun dengan ketakwaan kepada Allah. Ini adalah Masjid pertama yang
dibangun oleh Ummat Islam sejak kenabian. Di Masjid tersebut juga Nabi
saw melakukan shalat Jum’at pertama kali dengan para sahabat.
Seusai Shalat Jum’at, Nabi saw dan sahabat-sahabatnya memasuki Madinah, maka uasailah perjalanan Hijarah beliau yang ditandai dengan sampainya
Nabi saw di Kota penuh berkah yang nantinya menjadi tempat tinggal
beliau dan para sahabat, kota dimana Nabi saw mendirikan tatanan
kehidupan bermasyarakat dan bernegara pertama yang hanya berbasiskan
Al-Qur’an dan As-Sunnah, kota yang penuh keberkahan dan kota tempat
banyak permasalahan Ummat Islam terselesaikan....MADINAHAL-MUNAWWAROH,,,,.
(Sumber: Dari Berbagai Sumber)
0 komentar:
Posting Komentar